Minggu, 13 Mei 2012

Moment



Alia,

Kelak, akan datang juga, sendirian atau bersama-sama keluarganya: Seorang laki-laki yang memarkirkan mobilnya tepat di depan halaman rumahmu, kemudian turun dengan kemeja rapi yang agak kusut di bagian punggungnya. 

Jika saat itu tiba, dari balik jendela, kamu akan melihatnya berdiri dan merapikan kerah kemejanya, lalu berjalan perlahan menuju pintumu. Maka dengarkanlah… Dengarkanlah, Alia… Suara langkah kakinya, ah suara langkah kakinya: Terdengar samar-samar dan bikin dadamu berdebar. 

Di sanalah kau akan tahu bagaimana rasanyanya bila semesta bekerjasama untuk membuatmu bahagia—tapi malah bikin kamu deg-degan: Saat kamu justru bertanya-tanya apakah semua ini benar-benar nyata? 

Tetapi, demikianlah kamu telah dipaksa untuk percaya pada kenyataan paling istimewa yang entah bagaimana caranya telah tersedia di depan mata. Maka setiap langkahnya semakin dekat ke pintumu, Alia, diam-diam ada yang bikin dadamu makin sesak. Ada sesuatu yang entah apa namanya sedang berusaha menyumbat pernapasanmu: Bikin kamu keringetan melulu. Lantas kamu kehilangan kendali pada saraf senyummu sendiri: Yang begitu lama kamu tunggu, kini tengah duduk menunggumu di ruang tamu!

Maka berjalanlah dengan segenap perasaan itu, Alia, dan sambutlah senyumnya yang manis—tatap matanya yang puitis—

Dia sudah datang!

0 komentar:

Posting Komentar