Selasa, 24 April 2012

Catatan 3 : Sembuh


Barangkali, suatu hari kau memang akan pergi—sebab kau harus pergi. Tapi jangan hari ini. Jangan sekarang. Mari kugenggam erat tanganmu, kudekap tubuhmu, dan kita akan kembali pada hari-hari terbaik kita: Saat kita berdansa—menari bersama. 

Maka nyanyikanlah lagu kesayanganmu. Pelan-pelan saja. Aku akan tetap mendengarkannya—bahagia selalu menjadi orang pertama yang memuji apapun tentangmu. 

Nanti setelah padam lilin makan malam kita, aku akan membacakanmu sebuah cerita: Kau akan jadi milikku dan aku jadi milikmu—hidup bahagia selama-lamanya. 

Doakan aku. Doakan aku.” Katamu lirih, “Aku ingin sembuh.” 

Tentu saja, jawabku. Aku tak mau wajahmu terus tersembunyi di balik bayang-bayang bayangan bulan. Hiruplah napas kesembuhanmu—hembuskanlah semua perih-keputusasaan di dadamu: Tak ada yang lebih menyakitkan daripada membuat diri kita sendiri kehilangan harapan, bukan? 
Barangkali, suatu hari kau memang akan pergi—sebab kau harus pergi. Tapi jangan hari ini. Jangan sekarang: Aku masih ingin melihat matamu yang penuh harapan!

0 komentar:

Posting Komentar