Maka nyanyikanlah lagu kesayanganmu. Pelan-pelan saja. Aku akan tetap mendengarkannya—bahagia selalu menjadi orang pertama yang memuji apapun tentangmu.
Nanti setelah padam lilin makan malam kita, aku akan membacakanmu sebuah cerita: Kau akan jadi milikku dan aku jadi milikmu—hidup bahagia selama-lamanya.
“Doakan aku. Doakan aku.” Katamu lirih, “Aku ingin sembuh.”
Tentu saja, jawabku. Aku tak mau wajahmu terus tersembunyi di balik bayang-bayang bayangan bulan. Hiruplah napas kesembuhanmu—hembuskanlah semua perih-keputusasaan di dadamu: Tak ada yang lebih menyakitkan daripada membuat diri kita sendiri kehilangan harapan, bukan?
Barangkali, suatu hari kau memang akan pergi—sebab kau harus pergi. Tapi jangan hari ini. Jangan sekarang: Aku masih ingin melihat matamu yang penuh harapan!
0 komentar:
Posting Komentar