Selasa, 24 April 2012

Catatanku 4 : Agama dan budaya





.Belakangan ini, ada sesuatu yang membuatku begitu resah. Entah mengapa belakangan ini bermunculan banyak sekali orang-orang yang dengan mudah mengatakan ‘dosa’, ‘neraka’, ‘kafir’, ‘sesat’; sambil menunjuk hidung kita yang seolah-olah manusia paling bangsat di dunia. Benarkah mereka manusia paling suci dan kitalah yang paling berdosa? Benarkah mereka pembela agama dan wakil Tuhan di dunia? Aku tak bisa menjaminnya... Tetapi entah mengapa nuraniku mengatakan tidak. Melihat mereka: ada sesuatu yang terusik dalam diriku

...Ini tentang mengatakan pada mereka yang berkedok pembela agama, ulama, ustadz atau kyai bahwa agama bukanlah khotbah-khotbah panjang yang bikin ngantuk—bukan pula upaya-upaya picik melemahkan orang lain, mengafirkan orang lain, menyesatkan orang lain, menyalahkan orang lain, dengan serangkaian tindakan yang penuh arogansi dan kebencian.

Aku tak terlalu mengerti soal agama, tetapi bukankah agama adalah soal membangunkan kemanusiaan yang tertidur dan membebaskannya menjadi tindakan yang menghidupkan? Bukankah agama adalah soal memberi kemaslahatan bagi semua, menjadi rahmat dan penyebar kasih bagi seluruh semesta?


Aku tak terlalu mengerti... Tapi, barangkali, kita bisa memulai semuanya dari diri kita masing-masing...

fahdisme

0 komentar:

Posting Komentar